Dua
Mengarungi
dunia
Tanpa
bidikan
Tanpa
pikiran
Lapuk tak
berguna
Merangkai
tujuan
Tanpa
cinta
Tanpa
makna
Adakah harapan?
Hidupmu Hidupku
Tak pernah tau
Bisakah kita bersama-sama
Menggunakan dua
Bisakah cinta hilang?
Bisakah pikiran mati?
Jika memang bisa
Bolehkah aku
bertanya?
Apakah ia
manusia?
Apakah ia bisa hidup?
Hadziq A’la Darajat
Santri Pusat Kajian Filsafat dan Teologi
Menunggu Malaikat Maut Menyerang
Yang tegak hanya
sebatas menopang
Yang jatuh hanya
mampu untuk dikenang
Perjalanan namanya
proses sampai senang
Segudang cerita,
yang dicari sehelai benang
Sejauh melangkah
katanya dengan arah
Yang diharap,
Hanya sebatas rasa pasrah
Gempuran hingga dijatuhkan,
Itu disebut mengasah
Tak tau maya nyata ikut berenang tak mau basah.
Renungan tanpa tenunan,
Bagai membahas metafisika
Ini
tentang problematika bukan aritmetika
Apa benar itu bahagia?
Atau?
Hanya kepuasan belaka
Betapa indahnya
kata-kata teruntai dalam paradigma,
Untuk keuntungan
atau kejatuhan para pujangga muda
Izin bertanya,
Ini tentang
perjuangan atau permainan?
Dari komunikasi atau
eksplorasi?
Yang berasaskan
eksplorasi
Lucunya, kok full setting-an
Lewat imajinasi
untuk yang utopis.
Dari, oleh, dan
untuknya sendiri
Oiyaa lupa, yang
Kontemplasi untuk
menertawakan diri sendiri.
Rahiiq Al-Bachri
Santri Pusat Kajian Filsafat dan Teologi