Sang Pemenang Purnama
Ditengah keheningan
malam
Diriku tersipuh terdiam
Hati merana tercekam
Terbelit rindu yang terdalam
Ini bukan tentang kehilangan
Yang pada akhirnya menghadirkan
kenangan
Bukan pula perkara
yang menjauhi
Pada akhirnya menjadikan dua
manusia berjauhan
Oh pemenangan sang
ratu purnama
Sinarmu sangatlah rupawan
Setiap aku melihatmu
diam-diam
Aku selalu tersenyum
dan berkata
Ya Rabb
jagalah dia untukku
Jika tahajud-ku tak
mampu menyakinkan hatimu
Maka izinkanlah dhuha-ku menyapamu
Jika ar-rohman-ku tidak bisa melulukanmu
Maka izinkanlah al waqiah-ku menggapaimu
Oh purnama yang
menceritakan qalbu
Ditengah lautan
angan dan hengingnya malam
Tak akan berhenti untuk menghembuskann
angin kerinduan
Gus Tum Fahmi
Taman Sunyi
Lantunan
ayat-ayat indra tak terbatas
Dalam
gelap taman semua terlihat dengan jelas
Kelabang,
ngengat, burung dan pohon
Semua
hidup dalam kematian
Nyanyian
malam dan pagi yang tak bersuara
Terdengar
nyaring oleh hati yang membara
Dalam
setiap relung yang ada
Suara
itu begitu berat dan tak bernoda
Ahh
Hidup
dalam taman mati
Keindahan
tak terkira ingin kesana lagi
Baba Kahfi
Suara Hati yang Tercampur
Manusia berbicara dan
bersuara dengan berbeda
Manusia juga mendengar dan
merasa
Jika yang kedua adalah
niscaya
Maka yang pertama adalah
utama
Manusia kerap memulai
Mereka juga sering menilai
Aku yakin mereka memang
mampu memproduksi nilai
Hubungan mulai-nilai tiada
lain agar sesuai
Kesesuaian menjadi titik
temu dari kehidupan
Namun ketidaksesuaian juga
menghantui kemudian
Jika manusia sesuai dengan
yang ada
Setidaknya ia telah
menemukan makna
Namun jika manusia tidak
sesuai dengan yang ada
Bisa jadi ia merana
Aryo Jeding